qomaruddin.com-Gresik, Sabtu (30/6) Haflah Akhir Sanah Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin (YPPQ) Sampurnan Bungah Gresik 2017/2018 sukses terselenggara. Sebagaimana lazimnya, Haflah Akhir Sanah diadakan untuk menandai berakhirnya tahun pelajaran di lingkungan YPPQ. Acara yang digelar di lapangan SMA Assa’adah ini berlangsung meriah. Acara dibuka dengan sholawat burdah serta penampilan adik-adik siswa tahfidz dari TKM NU 03 Assa’adah. Hadir dalam acara ini, keluarga besar pengasuh PP Qomaruddin, Pembina dan Pengurus YPPQ, Bapak/Ibu guru dan karyawan YPPQ, Asaatidz dan ustaadzaat PPQ, seluruh wali murid/santri, siswa berprestasi serta para undangan lainnya.
Kemudian acara diisi dengan Qiro’atul Qur’an yang dilantunkan oleh Andini Mahardika, siswi MTs. Assa’adah II dari Dukun Gresik, yang pernah meraih Juara MTQ Anak-anak Jawa Timur 2017, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars YPPQ oleh Tim Paduan Suara.
Setelah itu, masuk ke acara sambutan-sambutan. Sambutan pertama atas nama wali murid yang diwakili oleh K.H.A. Thohawi Hadin dari Ahmad Tajul Hamdi (siswa MTs. Assa’adah I). Sambutan kedua atas nama ketua panitia yang disampaikan oleh Drs.H Ah. Ibrahim, M.Pd.I. dan sambutan yang terakhir oleh Drs. H. M. Nawawi, M.Ag. selaku ketua YPPQ.
Acara inti, panitia menghadirkan Prof. Dr. H. Ahmad Zahroh, MA, Guru Besar bidang Ilmu Fiqih (Hukum Islam) UIN Sunan Ampel Surabaya, sebagai penceramah. Dalam durasi waktu ± 1 jam, beliau menyampaikan banyak hal tentang pentingnya pendidikan pesantren di jaman now. Pendidikan pesantren merupakan pendidikan paling laku. “Lembaga pendidikan seluruh dunia bisa minterno wong, tapi tidak semua bisa mbenehne wong,” Ungkap rektor UNIPDU Jombang ini. “Mungkin alumni pondok pesantren tidak pinter sekali tapi sudah pasti mandiri, ikhlas, sopan santun, dan punya toto kromo.” Lanjut Prof Zahroh.
Selain itu, Ketua IPIM (Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Seluruh Indonesia) ini juga berkampanye ukhuwah. “Umat islam sudah harus meninggalkan konflik khilafiyah. Sudah tidak jamannya mempermasalahkan qunut tidak qunut, tarawih 8 atau 20 rakaat. Sudah bukan waktunya dikit-dikit ngomong bid’ah. Semua amaliyah ada gurunya, ada dalilnya. Monggo semua bersatu, sing penting podo sholate.” Seru salah satu Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini.
Di akhir mau’idhohnya, beliau mengimbau agar siswa/santri benar-benar dapat memanfaatkan dengan baik masa-masa ketika berada di sekolah/pesanten, belajar banyak hal. Lebih baik lagi ketika ikut program tahfidzul qur’an, sehingga bisa menjadi alasan untuk tidak melakukan kesalahan.
Sebagai simbolik kegiatan akhir, Haflah Akhir Sanah tahun ini juga dijadikan momentum penobatan santri tahfidzul qur’an terbaik serta bintang pelajar dari tiap-tiap unit dan persembahan siswa untuk guru Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin yang telah mendahului kita semua. Rangkaian acara yang terakhir yakni pembacaan do’a yang dipimpin oleh KH. Iklil Sholih dan KH.Bukhori Hadi. Hingga pukul ± 12.00 WIB, acara selesai dilaksanakan. (Mey)