Andiny Mahardika kecil sudah terlihat bakatnya di bidang tilawah dan seni tarik suara. Sejak sekolah dasar bakat tersebut sudah nampak dan diasah, bahkan telah mendulang banyak prestasi dalam bidang seni tilawah (baca Al Quran). Diny, demikian dia biasa dipanggil, adalah anak dari pasangan Supandi dan Robihah yang lahir pada tanggal 14 Maret 2004. Gadis berparas ayu yang saat ini duduk di kelas IX telah mendulang banyak prestasi sejak dari MI. Prestasi pertamanya diraih pada saat dia duduk di kelas 4 MI Ihyaul Ulum Dukun yaitu Juara Aksioma tingkat kabupaten.
“Saya sudah belajar seni tilawatil Quran ini sejak duduk di bangku sekolah dasar,” tutur Diny. Bakat ini diakui oleh Diny sebagai bakat turunan dari kedua orang tuanya. Sang ayah, Supandi Hasyim, yang terkenal sebagai qori’ juga MC laptop di hajatan-hajatan pernikahan, serta sang ibu yang juga seorang qori’.
Tak heran, lahir dan besar di lingkungan Qori’ membuat gadis ayu ini sudah terbiasa mendengarkan irama-irama indah ayat suci Al-qur’an sejak kecil. Sehingga sejak kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah sudah bisa belajar qori’ di rumah, kemudian kelas 4 sudah bisa menyabet juara aksioma tingkat kecamatan dan kabupaten, kelas 5 juara MTQ kecamatan dan kabupaten serta kelas 6 MI juara propinsi.
Prestasi Diny semakin bersinar saat duduk di MTs. Assa’adah II, Diny berhasil menyabet gelar Juara 1 dalam lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Nasional di ajang PORSEMANAS I di Malang tahun 2018. “Alhamdulillah ini kali pertama dapat juara 1 di tingkat Nasional. Sebelumnya pernah ikut MTQ tingkat nasional di Bandung masih nyantol di juara harapan,” kata gadis yang beralamat di Jl. Raya Sembungan Kidul Dukun Gresik ini.
Inilah daftar prestasi lain yang telah diraih gadis yang bercita-cita menjadi guru ini, antara lain: Finalis MTQ OPQ Internasional 2 di Lombok, Juara 3 Tahfidz tingkat SMP/MTs di Surabaya, Harapan 1 MTQ Nasional VIII di Bandung, Juara I MTQ OPQ Se-Jawa Timur, Finalis MSQ se-Jawa Bali di UINMA, Juara 2 MSQ se Kabupaten Gresik, Juara 3 MTQ Remaja se Kabupaten Lamongan, Juara 2 MTQ Remaja se Kecamatan Dukun, Juara 3 MTQ Remaja se Kabupaten Lamongan, Juara 3 MTQ XXVII se Jawa Timur, Harapan 2 Qosidah se Jawa Timur, Juara I MTQ 5 Kabupaten, dan Juara I MTQ Jawa Timur.
Menurut waka kesiswaan, Ahmad Mu’ad, Diny merupakan salah satu siswi teladan yang langka pada era modern saat ini. Pada saat teman sebayanya lebih senang menghabiskan waktunya untuk bermain dan bersenang-senang, Diny lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berlatih agar kemampuannya dalam seni tilawah semakin meningkat. Mu’ad berharap agar prestasi Andiny Mahardika ini dapat diikuti oleh teman-temannya yang lain agar nama MTs. Assa’adah II semakin berkibar.
Keberhasilan Diny menjadi seorang qori’ tentunya tidak lepas dari peran orang-orang terdekatnya, terutama orang tuanya. Supandi, ayahanda tercinta, mengaku bahwa sangat mendukung putrinya untuk mengembangkan bakat tersebut. Sejak kecil sampai kelas 6 kami latih sendiri di rumah. Kemudian kami pondokkan di Sekapuk, di Bu Nur Khoiriyah, sejak kelas VII sampai pertengahan kelas VIII, setelah itu pindah mondok di PPTQ Al-Munawaroh Bungah sampai sekarang,” lanjut bapak yang akrab disapa Cak Pandi ini.
Ditanya mengenai sistem pendidikan di rumah, Supandi menjawab tidak ada jadwal rutin yang harus dilakukan, anaknya yang memang berbakat, karena kadang mau kadang nggak, kondisional, baru kalau ada event saja rutin latihan, olahraga, dan latihan pernafasan. “Saya juga tidak ada aturan khusus atau membatasi Diny. Harus ini harus itu, tidak boleh makan ini, tidak boleh itu. Saya bebaskan saja dia,” ujar Supandi.
Selain itu menurut Supandi, karakter Diny ini manja. Hal tersebut diiyakan oleh putrinya. “Memang kalau ikut lomba-lomba harus diantar ayah. Gimana ya..pokoknya kalau didampingi ayah, ploong rasanya,” ungkapnya malu. Ditanya mengenai kiat-kiat sukses menjadi juara, Diny mengatakan bahwa tidak ada kiat khusus. Hanya latihannya ditambah dan makan telur mentah 2-3 butir.
Aktivitas lain yang dijalani Diny sepulang sekolah yaitu latihan qiro’ah, hafalan/muroja’ah, dan mengaji kitab di pondok. “Biasanya pagi-pagi sebelum sekolah olahraga, latihan nafas. Sore hafalan/muroja’ah, Habis maghrib kalau sempat latihan qiro’ah/hafalan,” kata Diny. Sedangkan waktu untuk bemain HP sendiri, ia hanya meluangkan waktu sekali seminggu di hari Ahad atau Jum’at.
Ditanya mengenai jadwal latihan, siswi yang memiliki motto hidup selalu istiqomah ini mengatakan bahwa latihan qiro’ah sendiri setiap hari. Sedangkan latihan bersama pembina, Mbak Ela dan Mas Iqbal, dua kali seminggu. Baru kalau ada event latihannya meningkat jadi lima kali seminggu. Sementara untuk belajar pelajaran ia mengaku jarang. Namun luar biasanya, ia memperoleh peringkat 2 di kelas.
Selain bidang tilawah, siswi yang hobi membaca ini juga sedang menghafal Al-qur’an, meskipun sampai sekarang masih 3 juz. Ia masih Istiqomah muroja’ah. Selain itu, ia juga menjadi vokalis grup Banjari dan Qosidah Rostanahawa di PPTQ Al-Munawaroh.
Di akhir sesi wawancara, Diny berpesan kepada teman-teman serta adik-adik kelasnya supaya tetap semangat, selalu istiqomah, jangan lupa minta doa orangtua dan niatkan semua karena Allah. (Mey)