Qomaruddin.com – Hadirkan MANASSA, PSP Kaji Naskah Pesantren – Setelah temukan naskah pesantren, PSP IAI Qomaruddin lakukan pelatihan katalogisasi naskah pesantren bersama Masyarakat Pernaskahan Nusantara.
Kelompok kajian pesantren dan kebudayaan yang tergabung dalam Pusat Studi Pesantren (PSP) Qomaruddin gelar workshop katalogisasi naskah pesantren bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang. Workshop dilakukan di aula Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin lantai 4, jl sampurnan Bungah Gresik.(07/07)
Pusat studi yang berdiri sejak 2018, di bawah naungan kampus Institut Agama Islam (IAI) Qomaruddin bermaksud menjadi lembaga kajian yang berfokus pada khazanah pesantren dan kebudayaan. Fase awalnya menekuni kajian manuskrip atau naskah pesantren. Di mana naskah- naskah itu diperoleh dari buah karya kiai-kiai yang bersanadkan langsung ke pendiri pondok pesantren Qomaruddin, Kiai Qomaruddin.
Pondok pesantren Qomaruddin telah berdiri sejak 1775 M. Saat ini dipimpin atau diasuh oleh KH. Iklil. Pondok pesantren Qomaruddin telah mengalami banyak perkembangan, hingga pada lembaga formal pendidikan tinggi.
Diusia yang cukup matang inilah, IAI Qomaruddin melalui PSP melakukan kajian dan riset naskah ulama pesantren Qomaruddin. Setelah beberapa bulan lalu menggelar seminar dengan tajuk manuskrip nusantara. Minggu kemarin PSP melakukan workshop katalogisasi naskah pesantren.
Workshop itu dilakukan atas progres kerja tim PSP yang telah menemukan dan menginventarisir 3000 halaman naskah pesantren. Mulai dari naskah dari Bungah Gresik hingga Tuban.
Sebelum workshop, rektor IAI dan ketua yayasan pondok pesantren Qomaruddin membuka acara dengan sangat mengapresiasi kerja PSP dan berharap terus ada progres. Ucapan terima kasih pun dihaturkan oleh rektor IAI atas kerja sama acara ini dengan UB.
Workshop diawali dengan seminar yang disampaikan oleh Dr. Munawar Holil dan Agus Iswanto, S.S, M. Hum, dan dipandu oleh Muttaqin Habibullah. Sesi ini dihadiri oleh 70 peserta dari berbagai kalangan; dosen, peneliti, pustakawan hingga mahasiswa.
Munawar selaku ketua umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) mengawali presentasinya dengan mengenalkan organisasinya. Berikut dilanjutkan dengan paparan mengenai pengantar katalog. Munawar juga menjelaskan katalog naskah yang baik di antaranya adalah adanya judul naskah, judul teks, pengarang, penyalin, pemilik, tanggal dan tempat penyalinan, jenis huruf, ukuran naskah, jenis alas naskah, kondisi naskah dan lainnya.
“Adapun prosedur dalam katalogisasi naskah ialah; perencanaan, persiapan, deskripsi naskah, re-check dan penyusunan draft katalog,” tambah Munawar dosen FIB Universitas Indonesia.
Selanjutnya disambung paparan Agus, peneliti kementerian agama Semarang. Agus menjelaskan pengalamannya dalam proses pencarian naskah hingga katalogisasi. Di mana proses meneliti naskah itu sangat mengasyikkan dan ada eksotikanya.
Setelah sesi seminar, acara dilanjutkan dengan pendampingan teknis penyusunan katalogisasi naskah yang diikuti 20 peserta. Peserta langsung diberikan atribut keamanan (sarung tangan dan masker), draft katalog, borang deskripsi, dan diminta untuk mengisi borang tersebut berdasarkah naskah yang diberikan. Naskah yang digunakan variatif, dari pemilik naskah yaitu Gus Niam.
Setelah itu, setiap kelompok disuruh mempresentasikan hasil temuannya atas naskah yg dikaji, mulai dar judul naskah, jenis kertas, penulis, pemilik hingga isi naskah.
Dari proses pendampingan itu, ada beberapa temuan menarik. Munawar memaparkan “ada temuan menarik dari naskah ini. Ada sejumlah watermark dengan bentuk yang berbeda-beda diantara naskah ini yang diproduksi sekitar abad 17. Dan hanya orang kaya di zamannya yang bisa memiliki kertas ini”.
Tindak lanjut dari kegiatan ini kemudian adalah menyusun katalog sekaligus menerbitkannya. Anas menuturkan bahwa dua bulan terhitung sejak hari ini akan melakukan proses penyusunan katalog naskah ini dan menerbitkannya sebagai katalog naskah pesantren qomaruddin sehingga masyarakat dapat mempelajari dinamika pemikiran ulama nusantara yang berada di Sampurnan Bungah Gresik ini. (Muiz)