Tradisi Gotong-Royong Mencari Daun Alur untuk Sayuran Sajian Haul KH Sholeh Tsani

Qomaruddin Media

Qomaruddin Media

Tradisi Gotong-Royong Mencari Daun Alur untuk Sayuran Sajian Haul KH Sholeh Tsani

Qomaruddin.com – Tradisi haul KH. Sholeh Tsani Pondok Pesantren Qomaruddin tak bisa lepas dari tradisi gotong-royong warga Dusun Nambi dalam mengumpulkan daun alur. Mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu dan warga masyarakat Nambi berbondong-bondong pergi ke area pertambakan untuk bersama-sama mencari daun alur menjelang hajatan akbar warga Sampurnan Bungah itu.

Jika Haul KH Sholeh Tsani ke-126 kali ini dilaksanakan pada 20-21 November 2024, maka warga Nambi mulai gotong-royong mencari tanaman alur sejak 14 November hingga 17 November (hari Senin), sekalian warga Nambi berangkat ‘rewang’ ke ndalem Pondok Qomaruddin.

Tradisi Gotong-Royong Mencari Daun Alur untuk Sayuran Sajian Haul KH Sholeh Tsani

Alur merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di area pertambakan. Mencarinya pun gampang-gampang susah, tergantung kondisi dan cuaca. Jika terlalu panas tidak bagus, jika terlalu basah juga tidak bagus. Namun, dengan tekstur renyah dan asin, daun alur kaya kandungan vitamin A.

Pengumpulan daun alur itu biasanya dikoordinasikan pihak sekolah MI Matholilul Falah. Salah satu guru MI Matholilul Falah, Ali Mustain menjelaskan bahwa proses pengumpulan daun alur kadang selama tiga hari karena tidak sekedar dipetik terus dikumpulkan, tapi juga di sortir dan diplirit dulu, karena yang dibutuhkan adalah daunnya saja, tidak batangnya, juga buah (bunga)-nya.

“Kita mencarinya tidak asal cabut langsung sampai ke akarnya, tapi dari batang kita gunting, lalu disortir, dan diplirit hingga daun alurnya yang dikirim berkualitas,” jelasnya pada Tim QOM saat sedang mengumpulkan alur bersama siswa-siswi MI Matholilul Falah di daerah pertambakan Wetan Nambi, Sabtu (16/11/2024).

Menurut pengamatan Tim QOM, para orang tua dan guru dengan sabar mengajari siswa-siswi memetik daun alur. Riang gembira, sambil menceritakan kebaikan-kebaikan dan keberkahan. Keharmonisan itu secara tidak langsung menunjukkan proses pewarisan tradisi masyarakat, sehingga tradisi tersebut masih terjaga ratusan tahun.

Tradisi Gotong-Royong Mencari Daun Alur untuk Sayuran Sajian Haul KH Sholeh Tsani

Ali Mustain menjelaskan tradisi mencari daun alur sudah dilakukan lama, sejak zaman Mbah Ismail. Hal itu juga diamini oleh Ketua Pengembangan Tradisi dan Pesantren Ma’had Al-Jamiah, K. Mudlofar Usman, bahwa warga Nambi sudah mulai tradisi mencari alur untuk haul KH Sholeh Tsani sudah sejak zaman Mbah Ismail.

“Itu hubungannya dengan kedekatan masyarakat Nambi dengan Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin saat itu, mbah Mail (KH. Ismail). Dulu opo-opo nak Mbah Mail (dulu, ada apapun ke KH. Ismail). Termasuk membangun masjid Nambi,” terangnya pada QOM.

Ali Mustain menambahkan bahwa alur sendiri mempunyai makna ‘lur’ atau ‘ngalur’, jadi harapannya agar para tamu yang datang itu ‘mengalur’ yang berarti mengalir terus menerus.

Masyhur, dulu masyarakat Nambi tidak hanya gotong-royong mencari daun alur saja, tapi juga mencari kayu untuk bahan bakar memasak di haul KH Sholeh Tsani. Tapi kini kayu tersebut sudah digantikan elpiji.

Tradisi mengumpulkan daun alur di Nambi itu menunjukkan bahwa proses pengambilan bahan makanan untuk sajian haul tidaklah sembarangan, dikawal ketat hingga menjadi makanan yang penuh gizi dan nutrisi, juga berkah.

“Semoga haul tiap tahun semakin semarak. Membawa Berkah bagi anak-anak, sehingga menjadi anak-anak yang sholeh-sholehah,” harap Ali Mustain.

Artikel Terkait

Leave a Comment