Qomaruddin.com – Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Qomaruddin menggelar Haflah Akhirus Sanah pada Sabtu (22/06/2024) di Halaman SMA Assa’adah, dengan mengusung tema Menyiapkan Santri, Menyongsong Indonesia Emas.
Diawali dengan hiburan dari tim paduan suara Bahana Suara Qomaruddin dan Tari Zavin SMA Assa’adah, Haflah Akhirus Sanah itu diwarnai dengan apresiasi dan prestasi, selain menjadi ajang bersilatuturrahmi antar wali santri, alumni, dan para guru.
Ketua YPP Qomaruddin, Ir. Abdul Qodir menyebutkan dalam Haflah Akhirus Sanah Kali ini bahwa dalam setahun terakhir tercatat ada 258 prestasi, dengan rincian 48 prestasi tingkat nasional; 77 prestasi tingkat provinsi, 4 prestasi tingkat regional, 84 prestasi di tingkat kabupaten, dan prestasi lainnya. Selain itu, dari total 595 lulusan di tahun ini, 151 siswa sudah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta. Jumlah itu akan terus bertambah mengingat proses seleksi masih berlangsung.
Sosok yang kerap disapa Pak Anang itu juga menyampaikan bahwa pihaknya selalu berupaya untuk mewujudkan visi YPP Qomaruddin, yaitu mencetak generasi ulul albab yang berkarakter pesantren dalam bentuk penanaman nilai-nilai yaitu zikir dan fikir sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Ali Imran. Berzikir berarti selalu mengingat Allah; berpikir berarti terus mencari ilmu dimanapun berada.
“Ada dua nilai yang ingin kami tanamkan dalam kegiatan formal maupun nonformal selama pendidikan di lingkungan YPP Qomaruddin, mulai dari pembelajaran di kelas, pembiasaan melalui jam ke-0, ekstrakurikuler, yang disesuaikan dengan bakat dan minat para murid. Kegiatan yang terstruktur dan terjaga dengan baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula,” jelasnya.
Pada gilirannya, perwakilan wali santri dari Fadhillah Intani Sasmita (MAK R, kelas 11) dan Moh. Filosopi al Akbar Sasmita (MTs, Kelas 2) Dede Candra Sasmita mengatakan bahwa seseorang akan menyesal di kemudian hari jika tidak maksimal belajarnya.
“Saya pernah mondok di Tebuireng. Saya menyesal tidak belajar ini, belajar itu. Setelah keluar saya menyesal. Karena itu, harapan saya sebagai orang tua kepada putra-putri, agar semoga maksimal dalam belajar,” harapan sosok yang merupakan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, Dede juga mengatakan bahwa sebagai wali santri, ia merasa yakin dan menggaransi bahwa lulusan dari unit pendidikan YPP Qomaruddin sangat memuaskan. Menurutnya, output YPP Qomaruddin setidaknya modal ilmu untuk diri sendiri sudah cukup. Ia menambahkan bahwa setelah putra-putrinya pulang dari mondok di Qomaruddin, “Sholatnya tidak pernah tertinggal.”
“Saya mohon untuk adek-adek, jangan pernah berhenti menuntut ilmu,” pesannya.
Dalam acara inti, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur, Prof. Ali Maschan Moesa mengatakan bahwa pondok pesantren mempunyai peranan penting terhadap Nahdlatul Ulama (NU). “NU kalau tidak ada pesantren, maka akan bubar. NU itu kan dari pesantren, pesantren, pesantren, lalu menjadi satu,” jelas sosok yang juga merupakan Ketua MUI Jawa Timur itu.
Dari aspek pendidikan, sosok yang juga pernah mengajar 4 tahun di MA Assa’adah itu mengapresiasi YPP Qomaruddin yang dalam sistem pendidikannya lebih mengutamakan karakter pesantren, sebagaimana visi dari YPP Qomaruddin.
“NU itu alfiyah, mengaca pada Ibnu Malik, bahwa orang belajar itu dari hati. Akhlaknya harus baik. Artinya pintar tapi tidak boleh sombong. Jadi, mendidik itu tidak boleh lupa aspek afektif. Kanjeng Nabi juga diutus untuk menyempurnakan akhlak, bukan menyempurnakan hukum,” ujarnya.
Menambah penjelasan dari Ali Maschan Moesa, Rais Syuriah PBNU Muhammad Nuh menyampaikan bahwa ada dua nilai yang perlu diperhatikan oleh generasi sekarang, yaitu syukur dan setia. Menurutnya, kalau ingin sukses, pegang teguh prinsip-prinsip kesyukuran. Selain itu, kesetiaan menjadi hal yang wajib dipunyai oleh santri karena itu merupakan nilai dasar untuk menjaga persatuan.
“Kami senang sekali, YPP Qomaruddin terus tumbuh berkembang. Dan insyaallah, ke depan tidak hanya tumbuh secara linier, tapi juga eksponensial,” tutur sosok yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia itu.
Di samping itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani juga mengapresiasi para lulusan dan santri Qomaruddin. Namun, ia mengingatkan bahwa gelaran Akhirus Sanah ini bukan berarti akhir dari pemberhentian belajar. Ia mengatakan bahwa Akhirus Sanah merupakan hari di mana kita perlu mengingat bahwa ada benang merah yang perlu ditindaklanjuti sebagai wali murid/santri hari ini.
“Orang tua masih punya peranan penting dalam proses belajar yang harus dilaksanakan oleh anak-anak didik kita. Dalam belajar tidak ada kata selesai. Akhirus sanah bukan tanda selesai belajar, tapi ini adalah sebagai pijakan bahwa tantangan hari ini semakin besar,” pesannya.
Sebelum ditutup dengan doa oleh Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin KH. M. Ala’uddin, hajatan Akbar YPP Qomaruddin itu kemudian dilanjutkan dengan pembagian piala dan apresiasi kepada para siswa-siswi dan santri berprestasi, mulai dari tahfidz Quran hingga prestasi nonakademik.
Untuk diketahui, acara tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Gresik Bapak Sunikan, Perwakilan dari Kementerian Agama Gresik, perwakilan LP Maarif PCNU Gresik, Forkopimcam, Camat Bungah Izzul Muttaqin, Kepala Desa Bungah H. Subakir, Jajaran Rektorat Universitas Qomaruddin, Kepala Sekolah Madrasah dan Sekolah, jajaran guru dan karyawan se-YPP Qomaruddin, serta wali murid dan wali santri.