Qomaruddin.com — Bakda Isya, Minggu (1/10/2024), ribuan jamaah dari Jamiyyah Sholawat Seribu Rebana Jombang ciptakan lautan manusia Masjid Qomaruddin. Dengan mengenakan atasan putih, mereka melantunkan sholawat bersama-sama dengan khidmat dan khusyuk.
Momen itu merupakan momen perdana Masjid Qomaruddin menjadi saksi bisu dimana ribuan jamaah putra dan putri itu khidmat bersholawat. Acara tersebut juga melibatkan stakeholder Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Qomaruddin, mulai dari pengurus yayasan, guru, serta alumni.
Pimpinan Jamaah Seribu Rebana Jombang, KH. Nur Hadi memulai acara dengan bertawasul kepada Kanjeng Nabi, shahabat, hingga para muassis, ulama, dan masyayikh pondok Qomaruddin. Setelah bertawassul, jamaah bersama-sama menggemakan sholawat Diba – juga sholawat lain.
Dalam sambutan perwakilan jamaah, Ust Agus Salam menyampaikan ribuan terima kasih kepada keluarga besar YPP Qomaruddin atas penerimaan dan sambutannya kepada ribuan jamaah.
“Program sowan ulama dan ziarah auliya ini merupakan program khusus. Dan di tahun 2024 ini adalah yang kesembilan,” tuturnya, sambil berharap tiap tahun semakin bertambah jamaahnya.
Sementara itu, Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin, KH. M. Alauddin dalam tausiyahnya mewedar tentang dua hal yang dapat menghindari balak dan menyelatkan kita bencana, yaitu pentingnya sholawat dan istighfar. Dalam wedarnya tentang keutamaan istigfar, KH. M. Alauddin menceritakan kisah dari Imam Ahmad Ibnu Hambal dan seorang penjual roti. Dari kisah itu, dapat diambil hikmah bahwa istighfar bisa menjadi ‘ilmu’ yang mujarab untuk segala hajat.
Perihal keutamaan sholawat, Ketua Tanfidziyah MWCNU Bungah itu juga menuturkan dengan gaya bercerita, yang bersumber ‘shohih’ dari pelaku — dari Dr. Hasan Awwad, dari Mufti Syria Ahmad Hasun, dari pelakunya langsung.
Suatu ketika, di sebuah pasar di kota Aleppo, ada sosok yang tercela dan ‘misuhi’ Kanjeng Nabi. Lalu seorang badui tidak terima. Perkelahian terjadi. Orang tercela itu terbunuh dan orang badui itu menjadi tersangka pembunuhan dengan saksi seluruh orang di pasar. Lalu saat dipenjara, dia meminta saudaranya untuk menjamin dirinya agar diperbolehkan umrah dan ziarah ke makam Kanjeng Nabi.
Saat di Roudloh, orang badui itu mengadu pada Kanjeng Nabi, sambil menuntut keadilan. Sama-sama berdalih cinta pada Kanjeng Nabi, ia membandingkannya dengan Umar yang telah membunuh ratusan orang kafir dan dianggap pahlawan. Sementara dirinya, hanya 1 orang kafir dan dicela seluruh negeri dan dihukum mati. Tak sampai keluar pintu Masjid Nabawi, ia mendapat kabar bahwa dirinya dibebaskan dari segala tuduhan.
“Karena itu, ada hajat apapun, mari kita ‘antem’ dengan sholawat nabi. Kanjeng Nabi juga mengajarkan pada para shahabat supaya berdoalah dengan membawa namaku (Kanjeng Nabi) kepada Allah,” pesan sosok yang juga lulusan Syria tersebut. Doa tersebut adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ فتُقْضيها لِي.
Diteruskan dengan menyebut hajat kita.
Setelah tausiyah, acara dilanjutkan dengan pembacaan Mahalul Qiyam. Seluruh jamaah baik dari Jamiyah Seribu Rebana Jombang maupun stakeholder YPP Qomaruddin berdiri melengkingkan sholawat Mahalul Qiyam bersama. “Semoga pondok Qomaruddin diberi Allah tambah barokah,” pungkas KH. Nur Hadi sebelum dilanjutkan pembacaan doa oleh KH. Ir. Abdul Qodir (Ketua YPP Qomaruddin).