Qomaruddin.com – Sebanyak 23 manuskrip Sampurnan di Tuban berhasil didigitalisasikan setelah 2 hari (20-21 Juli 2024) tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), British Library dan Turots Sampurnan bekerja melakukan upaya pelestarian warisan ilmu pengetahuan para masyayikh.
Proses digitalisasi itu dilakukan di Pondok Pesantren Al-Ittihad An-Nawawi, Rengel Tuban, yang diasuh oleh Gus Ghufron Zamroni. Dua puluh tiga naskah itu terdiri dari enam naskah tebal dari rumah Gus Oni, sementara 17 manuskrip lainnya berasal dari Nguruan, Tuban, dari kediaman Gus Burhan.
Di sela-sela proses digitalisasi, Ketua PCNU Tuban KH. Damanhuri juga mengunjungi Pondok Al-Ittihad An-Nawawi. Ia berdiskusi dengan tim perihal pernaskahan, diantaranya: K. Mudhofar Usman dan Ki Wasil Amin dari Tim Turats Sampurnan, lalu Agus Iswanto dari BRIN, serta tuan rumah Gus Oni.
Digitalisasi kali ini merupakan lanjutan dari program Digisation of Pesantren Manuscript in Gresik and Tuban, East Java, Indonesia: The Neglected Islamic Intellectual Treasure (EAP1564). Sebelumnya, di bulan Oktober 2023, tim dari BRIN dan Turats Sampurnan telah mendigitalisasikan beberapa manuskrip yang ada di ndalem tua Pondok Qomaruddin dan beberapa kitab yang berada di kediaman Mbah Abdur Rahman.
Gus Oni menyambut upaya baik dari berbagai pihak dalam melestarikan warisan keilmuan para masyayikh. Ia mengatakan, dengan digitalisasi maka setidaknya naskah tersebut sudah terselamatkan. Dengan hasil digitalisasi itu juga akan bisa dibuat bahan kajian, dengan tanpa merusak naskah aslinya. Lebih lanjut, Gus Oni juga optimis bahwa dengan melakukan kajian manuskrip tinggalan para masyaikh, bisa mengetahui jaringan pesantren dan jaringan keilmuan para ulama terdahulu.
“Harapannya, upaya dari para tim ini tidak berhenti di digitalisasi, tapi bisa dilanjutkan dengan pengkajian. Baik berupa tahqiq, tahsin, meng-hasyiahi, dan sebagainya,” harap Gus Oni.
Sementara itu, Agus Iswanto menjelaskan bahwa 23 kitab manuskrip yang didigitalisasi ini tergolong kitab-kitab yang ‘berat’. Fan ilmu dari KH. Abu Ishaq Madyani juga bermacam-macam, mulai dari fikih, tasawwuf, tauhid, hadits dan sebagainya. Sebut saja kitab Mufid, Nahwu, Shorof, juga beberapa qoshidah.
“Dari beberapa kitab yang sudah didigitalisasi, ada banyak pengetahuan yang kita dapatkan, baik tentang pondok Qomaruddin, sanad keilmuan, atau keilmuan lain. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Gus Oni. Nanti hasil digitalisasi, akan kami kirimkan melalui tim Turats Sampurnan,” ujar Agus Iswanto.
Pada gilirannya, Penanggung Jawab Lajnah Turats Sampurnan, K. Mudlofar Usman menuturkan bahwa upaya pelestarian manuskrip Sampurnan ini mempunyai beberapa tujuan, diantarnya pengabdian keilmuan para masyayikh, silaturrahmi, menjaga jariyah keilmuan, mencari jejak sanad, serta menggali nilai-nilai perjuangan para masyayikh.
“Dari penyelamatan manuskrip ini kita bisa mendapat banyak hal. Karena itu penting untuk dilakukan. Untuk melakukannya, butuh dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Tidak bisa sendirian,” tutur K. Mudlofar.
K. Mudlofar menabahkan bahwa ke depan Lajnah Turats Sampurnan rencananya akan bersama-sama mentahqiq dan mengkaji kitab Fawaid Al-Jaliyah karya Syeikh Salim bin Sumair. “Semoga bisa istikamah setahun sekali menerbitkan naskah-naskah turats Sampurnan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, program digitalisasi manuskrip pesantren Qomaruddin sudah dimulai sejak tahun 2010an, diawali dengan penyalinan naskah Qoshidah Li Shibyan dan Arbain Madyani yang merupakan karya KH. Abu Ishaq Madyani. Lalu di tahun 2021, dilakukan digitalisasi bersama dengan Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) sebanyak 97 kitab.
Di tahun 2022, Tim Lajnah Turats Nahdlatul Ulama juga membantu melakukan digitalisasi ratusan manuskrip Qomaruddin. Kemudian di akhir tahun 2023, Program EAP 1564 dari British Library mulai digarap dengan puluhan kitab berhasil didigitalisasikan. Digitalisasi di Tuban kali ini merupakan lanjutan dari Program EAP 1564.
Menurut keterangan Ketua Lajnah Turats Sampurnan, Ki Wasil Amin, jumlah naskah manuskrip Sampurnan yang sudah didigitalisasikan hingga kini ada sekitar 250-300 manuskrip.