Menuju Produk Pesantren Yang Doable & ‘Dolable’

Qomaruddin Media

Qomaruddin Media

Qomaruddin.com – Masih mengusung sebuah tema besar tentang perekonomian pesantren, Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri Institut Teknologi Sepuluh November (PKKBI – ITS) dan Asosiasi Dosen Integrator Desa (ADIDES) mengadakan pelatihan Kopontren Management di Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin (YPPQ).

Bertempat di Aula SMK Assa’adah, Selasa (20/08/2024), kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga hari itu dibuka oleh Ir. Abdul Qodir selaku Ketua YPPQ.

“Jika diibaratkan kegiatan kali ini setara dengan 45 SKS. Atau 2 semester perkuliahan. Jadi ini merupakan kesempatan langka” ujar pria yang kerap dipanggil Pak Anang.

“Apalagi, tidak seperti kuliah, kita tidak perlu bayar. Malah kita yang dibayari” candanya untuk menyemangati para peserta yang berjumlah 68 orang.

Adapun peserta pelatihan kali ini cukup beragam. Bukan hanya pengurus kopontren dan para guru yang mengikuti acara tersebut, tapi juga terlihat para remaja berseragam SMA, MA dan SMK Assa’adah serta santri pondok turut meramaikan acara pelatihan.

Selain itu, acara kali ini juga turut dihadiri oleh dulur-dulur dari Pesantren Langitan Tuban yang membuat suasana acara kian meriah.

Pembukaan kemudian dilanjut sambutan dari Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng yang merupakan ketua dari PKKBI-ITS.

Dalam kesempatan tersebut beliau menjelaskan tentang potensi yang dimiliki sebuah Kopontren dalam sebuah pondok.

“Kopontren itu punya Captive Market. Pasar besar yang isinya orang-orang dalam. Jadi potensi ini perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah produk” tutur pria yang turut menjadi pemateri pada hari pertama.

Meski demikian dia juga menjelaskan keberadaan alumni sebuah pondok juga dapat digolongkan sebagai sebuah captive market. Hal ini pun menunjukkan bahwa memelihara komunikasi antar alumni dapat memberi ‘bonus’ untuk perekonomian sebuah pesantren.

Pak Yudha pun memberi sedikit ‘bocoran’ kepada para peserta mengenai inti materi yang akan mereka terima selama 3 hari ke depan.

“Dalam membuat produk ibu dan bapak harus mempertimbangkan faktor doable dan ‘dol-able’ ” Pak Yuda memaparkan dengan senyum.

Ia kemudian menjelaskan bahwa doable merupakan bahasa inggris dari ‘bisa dilakukan’. Sedangkan ‘dol-able’ merupakan pelesetan yang dia ciptakan untuk menjelaskan sebuah produk harus memiliki nilai jual.

Penjelasan tersebut memecah gelak tawa para audien, membuat suasana acara kian santai.

Acara lantas disambung dengan doa yang di pimpin oleh KH. M. Ala’uddin, Pemangku Pesantren Qomaruddin, yang sekaligus mengakhiri acara pembukaan pelatihan Kopontren Management.[ ]

Artikel Terkait

Leave a Comment