Qomaruddin.com — Dalam upaya memperkuat tali silaturahmi para alumni, Ikatan Keluarga Besar Alumni Qomaruddin (IKBAL Qomaruddin) menggelar Rotibul Hadad dan Ngaji Rutinan bersama KH Ala’uddin di Rumah Bapak Ghozali dan ibu Zaidatul Bariyah, di Cangaan, Ujung Pangkah, pada pada Minggu (12/10/2022).
Dalam sambutan tuan rumah, Bapak Ghozali mengucapkan ribuan terima kasih kepada para tamu. Ghazali, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Guru PAI Indonesia Provinsi Jawa Timur, meyakini bahwa ketika ada santri yang punya niat kuat menegakkan kalimat Laa Ilaa ha Illallah, maka Allah akan memberikan petunjuk padanya.
“Alumni Qomaruddin itu barokah. Setidaknya dapat bermanfaat bagi warga sekitar. Tahaddus binnikmah, kulo niki nggeh termasuk angsal perembesan saking sesepuh Qomaruddin,” kata Ghozali, yang juga menjabat Koordinator Penulis Buku PAI tingkat SD Kurikulum Penggerak.
Dalam kesempatan itu, Ghazali juga mengenang masa-masanya sewaktu mondok dan kuliah di Qomaruddin. Terutama masa-masa “mbeling“-nya.
“Saya itu santri Qomaruddin. Saya sekolah S-1 dan S-2 juga di Qomaruddin. Ijazah yang saya gunakan untuk daftar PNS itu dari ijazah Qomaruddin,” kata Ghozali, yang dulu juga pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Qomaruddin.
Dulu sewaktu kuliah, beliau sering ‘mengakali’ para dosen. Sewaktu membuat proposal, Munif Ridlwan (Alm) dulu sangat ketat dalam mengkoreksi proposal.
Ghozali mengaku sering ditolak dan dicoret-coret proposalnya karena salah. Namun, Ghozali tak kehabisan akal. Ia mendekati KH Ali Murtadho, yang saat itu merupakan guru bahasa Indonesia. Lalu ketika akan menyetorkan proposal, Ghozali sowan ke KH Ali Murtadho sekaligus minta ditashih proposalnya.
“Ini sebenarnya masih kurang benar, tapi dimaklumi,” kata KH Ali Murtadho.
Mendapat kalimat itu seperti mantra bagi Ghozali. Ia pun menghadap ke Munif Ridlwan. Saat bulpen milik Munif Ridlwan akan mencoret-coret proposalnya, Ghozali menyanggah.
“Ngapuntene, pak. Niki wau proposal e sampun kulo tashih teng nggene Nyai Ali, Pak Ali Murtadho,” sanggah Ghazali, dan langsung proposal itu di-ACC. “Niku kulo lakoni bolak-balik. Meskipun tidak ke Nyai Ali, kulo damel alat niku terus. Madep e sepindah mawon, tapi kan teruse niku dianggep sampun.”
Gelak tawa para tamu Ratibul Hadad pun menggema, sembari mengenang masa-masa dulu di pondok, terutama yang “mbeling-mbeling”. Sosok para guru sepuh seperti Pak Masykuri, Pak Aliman, dan yang lain juga diceritakan Ghazali engan hangat dan membuat gembira para tamu.
“Jadi, insyaallah, bele sambung dhohir e, nggeh saget sambung bathin e,” pungkas Ghozali.
Pada gilirannya, Ketua IKBAL Qomaruddin M. Syamsud Dluhah memberikan kabar gembira terkait perkembangan buku antologi para alumni.
“Dalam waktu dekat ini, kita sedang proses menyusun buku alumni Bunga Rampai. Tinggal menunggu momentum yang tepat untuk diterbitkan dan launching. Isinya yang nulis para alumni, banyak yang menuliskan cerita-cerita, kenangan-kenangan, dan hikmah lainnya,” kata sosok yang kerap disapa Gus Sam, menambahkan mohon doa restu dari para tamu untuk kelancaran dan kesuksesan program penerbitan buku Bunga Rampai.
“Kalau misalnya nanti populer, kita akan buat nanti setiap tahun, rutin menulis Bunga Rampai, Jilid 1, Jilid 2, dan seterusnya. Mudah-mudahan, Amin,” imbuhnya.
Perwakilan dari Yayasan Qomaruddin, Insinyur Abdul Qodir Thohir mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ghozali yang telah Sudi rumahnya untuk ditempati acara Ratibul Hadad.
“Sesungguhnya kegiatan utama kita ini adalah silaturahim. Yayasan Qomaruddin sudah lama bercita-cita untuk menjalin jaringan alumni yang tersebar, namun momentum itu tak kunjung datang. Alhamdulillah, kini mulai bisa ketemu dan bersilaturahmi, dan ditata lagi,” kata Abdul Qodir Thohir.
Hal itu juga diamini oleh Ketua Pondok Pesantren Qomaruddin, KH Alauddin bahwa acara inti dari Ratibul Hadad ini adalah silaturahim yang mempunyai banyak manfaat.
“Abah pernah mengatakan, santri Qomaruddin adalah sopo wae arek sing pernah nak Qomaruddin. Entah itu TK, MI, Tsanawiyah, atau mungkin hanya ngaji posoan, itu semua dianggap sebagai santri Qomaruddin. Dan ketika sudah selesai, itu termasuk alumni Qomaruddin,” kata Gus Ala.