Qomaruddin.com – Dengan semangat baru, Ikatan Keluarga Besar Alumni Qomaruddin (IKBAL Qomaruddin) kembali menghadirkan Halal Bihalal dan ngaji rutinan Rotibul Hadad yang sudah cukup lama vakum, kali ini acara digelar di rumah Bapak H. Hariyanto, Petisbenem, Duduk Sampean, Gresik, pada Minggu (15 Mei 2022) dengan diikuti puluhan alumni.
Rutinan Rotibul Hadad yang biasanya diselenggarakan dua minggu sekali itu diketahui terakhir kali dilakukan pada 26 Maret 2022, sebelum Ramadan, di Gempoltukmloko, Lamongan.
Koordinator IKBAL Qomruddin Duduksampeyan, KH. Abdur Rozaq dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya merasa semangat dengan kembali diadakannya Rotiban.
“Eman-eman, wes ayo semangat. Tanggal 29 bulan niki, teng klotok Balungpanggang, teng griyo kulo. Kalau tidak datang, rugi,” tegas KH. Abdur Rozak.
Pada gilirannya, selaku perwakilan pengurus yayasan, KH. Khusnan menghaturkan terima kasih yang besar kepada para alumni, terutama yang ada di Gresik, karena telah menjadi inisiator rumusan terbentuknya IKBAL di berbagai daerah.
“Itu adalah sebuah kekuatan yang besar. Kita sebagai santri Qomaruddin, mempunyai amanat untuk menjaga warisan para pendahulu. Kita tidak boleh meninggalkan pondok pesantren Qomaruddin. Di sana ada produk yang berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk semua manusia, mulai dari TK sampai Universitas. Itu adalah yang telah dirintis para pendahulu untuk melayani umat secara intelektual,” kata KH. Mukhlas.
Mukhlas juga mengatakan bahwa di Qomaruddin bukan hanya produk intelektual, ada juga produk ekonomi seperti air mineral, sarung, penggemukan sapi dan yang lain.
“Barang kali itu yang perlu kita tanamkan, bahwa Qomaruddin harus terus kita kibarkan untuk melayani umat. Semoga kita tidak bosan untuk mengembangkan apa yang ditumbuhkan para pendahulu,” tambah KH. Khusnan.
Sementara itu, Ketua Umum Pondok Pesantren Qomaruddin KH. Muhammad Ala’uddin dalam pengajian kitab Arbain Nawawi, Hadist No. 8. menjelaskan bahwa “Umat Islam bagaikan pohon kurma. Kurma itu mulai atas sampai bawah manfaat semua, mulai akar hingga ujung daun.”
“Kanjeng Nabi diperintah untuk memerangi, namun apakah kita meniru dengan setiap ketemu nonmuslim langsung membunuhnya? Tidak. Ternyata tidak semua nonmuslim itu diperangi kanjeng nabi. Kenyataanya, waktu Nabi tinggal di Madinah, masih ada Yahudi dan Kristen dan hidup harmonis berdampingan. Bahkan masyhur ada cerita seorang nonmuslim yang terus misuhi nabi, tapi nabi malah menyuapinya,” teranga KH. Ala’uddin.
Ala’uddin juga menjelaskan bahwa setiap manusia itu pasti punya salah. “Karena itu, para kiai dulu mengatur, mengadakan kumpul-kumpul untuk meminta maaf secara langsung kepada sesama muslim. Mulai dari malam nisfu sya’ban sebelum puasa, dan halal bihalal setelah Ramadan. Jadi bisa saling memaafkan.
“Karena itu, semoga seduluran kita tetap bisa terjaga. Tetap harmonis,” pesan KH. Ala’uddin.
Hadir juga dalam acara Ratiban tersebut Hadir dalam acara rotiban, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Ketua Umum Pondok Pesantren Qomaruddin KH. M. Ala’uddin, Ketua IKBAL Qomaruddin M. Syamsud Dluhah, guru-guru Qomaruddin, alumni, dan masyarakat sekitar.